Total Pageviews

Thursday, 22 December 2016

BANGSA DAN BAHASA ARAB

     Berbicara mengenai nama "Allah" yang berasal dari bahasa Arab kita tidak dapat menutup diri untuk mengerti bangsa dan bahasa Arab dan apa hubungannya dengan bangsa dan bahasa Ibrani. Dari sini kita dapat melihat secara khusus nama "Allah" yang kemudian digunakan dalam Alkitab bahasa Indonesia (Lembaga Alkitab Indonesia/LAI).
   
     Ada pendapat seperti yang dikemukakan dalam traktat yang berjudul "Siapakah yang Bernama Allah itu" bahwa bangsa Arab tidak termasuk bangsa "Semit" melainkan bngsa "Hami" atau "Kanaanit".
     Alasan yang diajukan adalah bahwa bangsa Arab adalah keturunan Ham dan bukan keturunan Sem, karena Ismael adalah anak Hagar bangsa Mesir dan dalam Alkitab disebut bahwa Ismael tidak boleh disebut keturunan Abraham, jadi bangsa Arab bukan keturunan Ismael
     "Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: 'Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu, dalam hal semua yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak" (Kejadian 21:12)
     Kelihatannya ayat ini cukup menyakinkan tetapi benarkah hal itu?

RUMPUN SEMIT

      Bila kita mempelajari daftar keturunan yang ada dalam Kitab Kejafian Pasal 10, kita melihat bahwa Nuh melahirkan anak-anak yang diberi nama Sem, Ham dan Yafet (Kejadian 10:1). Keturun Sem disebut rumpun "Semit", keturunan Ham disebut rumpun " Hamit" dan keturunan Yafet disebut rumpun "Yafit".
     Sekalipun ada yang mengatakan bahwa bangsa Arab adalah keturunan Ham tetapi data sejarah menunjukkan bahwa bangsa Arab dan bangsa Ibrani adalah keturunan Sem atau Semit:
     "Keturunan Ham ialah Kusy,bMisraim, Put dan Kanaan" (LAI, Kejadian 10:6).
     Sejarah menunjukkan bahwa Kusy adalah "Ethiopia" yang mendiami tepi selatan Laut Merah, dan Misraim adalah "Mesir" yang mendiami tepi Barat Laut Merah, jadi jadi keturunan Ham adalah suku-suku bangsa yang mendiami Palestina bagian barat terus ke benua Afrika.
     "Keturunan Sem ialah Elam, Asyur, Arpakshad, Lud dan Aram. Keturunan Aram ialah Us, Hul, Geter dan Mas. Arphaksad memperanakan Selah, dan Selah memperanakan Eber. Bagi Eber lahir dua anak laki-laki ialaj Peleg, sebab dalam zamannya bumi terbagi, dan nama adiknya ialah Yoktan. Daerah kediaman mereka terbentang dari Mesa ke arah Sefar, yaitu pegunungan disekitar timur" (LAI, Kejadian 10:23-30)
     Dari ayat-ayat di atas kita melihat bahwa salah satu cicit Sem adalah "Eber" dan dari namanyalah suku-bangsa "Ibrani" berasal
     Dari daftar keturunan Sem diketahui bahwa Sem memperanakkan Arphaksad dan Arphaksad memperanakkan Selah, Selah memperanakkan Eber dan dari Eber lahirlah Peleg, Peleg memperanakkan Yehu, dan Rehu memperanakkan Serug. Serug kemudian memperanakkan Nahor, dan Nahor memperanakkan Terah yang adalah bapa Abraham (Kejadian 11:10-26).
     Kita akan melihat bahwa "Ismael" yang nenek-moyang suku-bangsa Arab sebenarnya adalah suku bangsa Ibrani juga karena ia anak Abraham yang adalah keturunan Eber juga dan bukan hanya itu sebab ternyata yang dinamakan suku bangsa Arab mempunyai kaitan erat dengan tiga keturunan Sem (Semit) dan dua diantaranya malahan adalah keturunan Eber (Ibrani).

BANGSA ARAB

     Dari kamus Kristen kita dapat membaca bahwa:
     "orang Arab mrncakup keturunan Aram (Kejadian 10:22), Eber (Kejadian 10:22-29), Abraham dari Keturah (Kejadian 25:1-4), dan dari Hagar (Kejadian 25:13-16) ... Keturunan Joktan (anak Eber) mencakup beberapa beberapa suku Arab (Kejadian 10:26-29)" (The Interpreter"s Dictionary of the Bible, di bawah kata Arabians).
     Menurut kamus Islam yang disebut "bangsa Arab" adalah:
     "Masyarakat Semit yang merupakan penduduk asli gurun pasir Arabia ... Masyarakat yang berdarah Arab asli dan berbahasa Arab tersebar di sepanjang jazirah Arabia, terbentang dari Yaman dan pantai Afrika dekat Yaman sampai kepada gurun pasir Syria dan Irak Selatan ... Tradisi Arabia Selatan yang diyakini bahwa mereka merupakan keturunan dari seorang nabi bernama Qahthan, yang di dalam Bibel disebut Joktan dan Tradisi Arabia Utara yang diyakini sebagai keturunan nabi Adnan dan darinya terbentuk keturunan Ismail putra Ibrahim ... Istilah Arab berarti "Nomads". Bangsa Arab Utara dipandang sebagai Arab al-Musta'ribah (Arab yang di Arabkan), sementara bangsa Arab keturunan Quathan yang tinggal di wilayah selatan menamakan dirinya sebagai Arab Muta'arribah, atau suku-suku hasil percampuran dengan Arab al-Aribah (Arab Asli) ... Kelompok Arab yang asli.ini, yakni keturunan Aram putra Shem putra nabi Nuh" (Cyril Glasse, Ensiklopedia Islam, 1996, Halaman 49-50).
     Adnan Anak turunan Nabi Ismail yang menjadi nenek moyang suku-suku Arabia Utara ... nenek moyang suku Arabia Selatan adalah Quahthan, yang dalam Bible disebut Joktan" Ibid, halaman 12-13)
     Dari sumber-sumber baik Kristen maupun Islam ada kesempatan bahwa yang dinamakan "bangsa Arab" setidaknya mewarisi tiga jalur keturunan yaitu:
1. Arab Aram yang mendiami wilayah utara-timur Palestina, yang disebut Arab Asli atau Arab al-Aribah
2. Arab-Selatan yang mendiami wilayah selatan Arab yaitu keturunan Yoktan dan Arab-Asli atau disebut Arab Muta"arribah
3. Arab Utara yang mendiami wilayah Utara Arab yaitu keturunan Adnan keturunan Ismail dan disebut Arab al-Musta'ribah (Arab yang di Arahkan)
     Dari kenyataan di atas kita dapat melihat bahwa bangsa Arab berasal dari tiga keturunan Sem, satu anqk langsung (Aram) bahkan dua lainnya adalah keturunan "Eber" (Yoktan) bahkan satu dari yang dua terakhir adalah keturunan "Abram" (Ismael), maka jelas bangsa Arab adalah termasuk "bangsa Semit"
     Bagaimana dengan ayat Kejadian 21:12 yang disebut terdahulu yang menyebutkan bahwa "Ismael" tidak boleh disebut keturunan Abram?
     Perlu disadari bahwa bila kita menyebut "bangsa" yang dimaksud adalah "keturunan darah daging" jadi bukan dimaksud "keturunan perjanjian/hak-waris" (Kejadian 21:10). Ayat berikutnya malah berbunyi
     "Keturunan dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena ia pun anakmu" (Kejadian 21:13)
     Jadi sekalipun hak waris perjanjian/harta tidak diterima Ismael, ia tetap anak "darah daging" Abraham, demikian juga bangsa Arab yang keluar dari benih Ismael. Dalam masyarakat patriarkhal seperti bangsa Ibrani dan Arab, pertalian darah ditentukan dari jalur ayah, apalagi Ismael adalah "anak sulung" yang ikut "disunat" jadi tetap terhisap dalam keluarga Abraham (Kejadian 17). Paulus menyebut Hagar sebagai "gunung Sinai di tanah Arab" yang melahirkan anak daging Abraham (Galatia 4:21-31).

NAMA ALLAH

     Bagaimana dengan klaim yang menyebutkan bahwa nama "Allah" dalam bahasa Arab itu sebenarnya nama "Dewa" atau tepatnya "Dewa Air/Pengairan).
     Dari pembahasan mengenai " nama diri" dan "nama generik" El/Elohim/Eloah terdahulu, kita telah melihat bahwa nama "Allah" dalam bahasa Arab adalah juga menunjuk pada nama El/Elohim/Eloah yang sama.
     Bila kita melihat bahasa Arab-Aram yang diucapkan Yesus di kayu salib "Eloi/Eli" yang berasal dari Arab Asli dan penjelasan sebelumnya maka nama Allah yang merupakan.kependekan "Al-llah adalah juga berasal dari kata El/Elohim/Eloah yang sama.
     " Agaknya kata "Allah" merupakan pengkhususan dari kata al-ilah (ketuhanan) .... Nama "Allah" telah dikenal dan dipakai sebelum Alquran diwahyukan" (Glasse, Op. Cit. Halaman 23)
     Memang kata al-ilah menunjukkan adanya kata "al" yang definitif dan sekalipun ada kata penunjuk definitif "ha" dalam bahasa Ibrani kata penunjuk itu tidak selalu dipakai. Dalam pengertian El/Elohim/Eloah, kata itu bisa bersifat "nama umum/generik" tetapi juga "nama diri" yang definitif" dan dalam perkembangan bahasa Arab kata penunjuk "al" itu ditekankan
     Memang ada ayat Ibrani yang menyebut "Yahweh, hu ha-Elohim" (1 Raja-raja 18:39) yang diterjemahkan dalam bahasa Arab sebagai "Ar-Rabb, huwa al-Ilah", tetapi dalam banyak bagian kata penunjuk definitif itu tidak selalu digunakan
     Sejarah menunjukkan bahwa nama Allah sudah lama dipakai oleh orang Arab jauh sebelum masa Islam maupun masa Jahiliah diimana nama "al-ilah" itu merosot dimengerti sebagai "dewa air"
     Dalam traktat berjudul "Siapakah yang Bernama Allah itu? disebutkan bahwa
     "ALLAH adalah nama Dewa yang disembah penduduk Mekah (Djohan Effendi (pengantar), Agama Manusia, 1985, halaman 258. Buku aslinya Huston Smith, The Religions of Man, 1963, halaman 204).
     Faktanya Smith menyebut lebih dahulu bahwa dalam Alquran "nama Allah berasal dari kata Al-Ilah yang dipercaya oleh orang Arab sama dengan Allah Adam, Nuh, Shem dan Abraham dari Alkitab" (Smith, Op. Cit, halaman 202). Kutipan Alquran berikut memperjelaskan hal itu:
     "Sesungguhnya Aku menjadikan seorang khalifah diatas bumi (Adam) maka jawab mereka itu: Adakah patut Engkau jadikan diatas bumi orang yang akan berbuat bencana dan menumoahkan darah, sedang kami tasbih memuji Engkau dan menyucikan Engkau? Allah berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa-apa yang tiada kamu ketahui". (Alquran, Al-Baqarah, 2:30, Mahmud Yunus, Tafsir Quran Karim)
     "Kami telah beriman kepada Allah dan (Kitab) yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub dan anak-anaknya (begitu juga kepada kitab) yang diturunkan kepada Musa dan Isa  dan apa-apa yang diturunkan kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka, tiadalah kami perbedakan seorang juga diantara mereka itu dan kami patuh kepada Allah" (ibid, 2:136)
     Dari kutipan di atas kita melihat bahwa istilah "Allah" sudah lama digunakan dan menunjuk pada "El/Elohim/Eloah" dalam Alkitab.
     Rupanya pengertian mengenai nama "Allah" itu kemudian merosot pada jaman jahiliyyah menjelang kelahiran Islam pada abad ke VII sehingga oleh orang Arab-Mekah dipercaya sebagai "dewa air" atau "dewa berhala" lainnya:
     "Pada zaman pra Islam zaman Jahuliyyah ALLAH adalah Dewa bangsa Arab yang mengairi bumi" (Moh. wahyuni Nafis, Melintasi Batas-batas agama, 1998, halaman 85).
     Tetapi sekalipun demikian tradisi nama Allah yang asli tidak terhapus sama sekali karena masih ada kelompok keagamaan yang bernama "hunafa" yang masih berpegang kepada pengertian Allah yang semula:
     "Gagasan tentang Tuhan Yang Esa yang disebut dengan Allah, sudah dikenal oleh bangsa Arab kuno .. Kelompok keagamaan lainnya sebelum Islam adalah hunafa (tngl. hanif), sebuah kata yang pada asalnya ditunjukan pada keyakinan monotheisme zaman kuno yang berpangkal pada ajaran Ibrahim dan Ismael. Menjelang abad ke-7, kesadaran agama Ibrahim di kalangan bangsa Arab ini telah menghilang dan kedudukannya digantikan oleh pemujaan sejumlah berhala ... dalam waktu 20 tahun seluruh tradisi Jahuliyyah tersebut terhapus oleh ajaran Tuhan yang terakhir, yakni Risalah Islam" (Glasse. Op. Cit, halaman 50-51).
     Jadi semakin jelas bahwa nama Allah semua, merosot pada zaman Jahuliyyah menjelang kelahiran Islam sehingga penduduk sekitar Mekah mengertinya sebagai "dewa air" atau nama "dewa berhala" lainnya, tetapi jelas juga bagwa masih ada yang masih mengertinya dalam pengertian semula, dan kelihatannya kelompok inilah yang memperkenalkan nama "Allah" pada pengertian yang asli dan menjadi inspiraai Muhammad sehungga dipulihkan dalam agama Islam
     Contoh kemerosotan pengertian akan nama yang sama ini bisa kita lihat dalam sejarah Israel, yaitu penggunaan nama "Elohim" juga sering merosot
     Dalam Keluaran 32:4 kita dapat melihat bahwa "allah Lembu Emas" yang disembah umat Israel saat Musa naik ke gunung Sinai dalam bahasa aslinya juga ditulis dengan kata "Allah Elohim", padahal Tuhan dan Musa menyalahkan mereka dan agar supaya mereka kembali kepada " Yahweh (TUHAN), Elohim (Allah) Israel" yang benar" (Keluaran 32:26-27)
     Penggunaan nama yang sama untuk menyebut dua konsep berbeda tentang yang disembah. Dari sini kita melihat bahwa nama "Allah" sama halnya dengan "Elohim" bisa dalam pengertian semula, bisa juga merosot untuk menyebutnya misalnya "Dewa Air" dalam jalur Ismael atau untuk menyebut "Lembu Emas" dalam jalur Ishak, untyk itulah untuk membedakan pengertiannya dalam jalur Israel digunakan istilah yang diberi penjelasan yaitu "Allah Abraham, Ishak dan Yakub".
  

Dukungkanlah kami dalam pelayanan. Terima kasih l