Bila kelahiran Yesus sendiri sudah merupakan peristiwa yang kontroversial, terlebih paskah yaitu "kebangkitan Yesus" yang merupakan klimak penutup perayaan "Kematian - Penguburan", lebih lagi menuai badai yang lebih besar lagi.
Liberalisme dalam kekristenan yang menolak supranaturalisme tentu tidak dapat menerima kebangkitan Yesus yang dirayakan sebagai paskah dan mengkatogorikannya sebagai mitologi yang harus dikeluarkan dari berita Alkitab
Tomas salah seorang murid Yesus, meragukan kebangkitan Yesus. Terlebih banyak orang yang telah terpengaruh budaya Yunani pada saat itu. Pengaruh " Silogisme Aristoteles" yang sangat terkenal berbunyi:
Semua manusia akan mati
Socrates adalah manusia
Maka Socrates akan mati
Berlandaskan silogisme demikian orang-orang tentu tidak bisa menerima kalau ada manusia yang tidak jadi mati dan "anak manusia" Yesus bisa mati dan bangkit.
Ketika Para Rasul mendengar dari para wanita bahwa Yesus telah bangkit, mereka tidak percaya bahkan mengatakannya sebagai omong kosong.
Tetapi bagi mereka perkataan-perkataan itu seakan-akan omong kosong dan mereka tidak percaya kepada perempuan-perempuan itu (Injil lukas 24:11)
Ucapan Tomas yang terkenal adalah:
Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya (Yohanes 20:25)
Namun Tomas yang tidak percaya itu kemudian melihat sendiri kehadiran Yesus yang telah bangkit sehingga ia berseru:
Ya Tuhanku dan Allahku (Yohanes 20:28)
Setelah zaman rasul siapakah diantara manusia yang bisa melihat secara langsung bukti kebangkitan-nya yang kita rayakan sebagai 'Paskah Kristen' itu? Masalah inilah yang kemudian membangkitkan keraguan.
KERAGU-RAGUAN LIBERALISME
Keragu-raguan akan kebangkitan Paskah bukan saja menghinggapi Para Rasul, tetapi orang Yahudi sangat jelas meragukannya.
Karena mereka tidak dapat membuktikan bahwa Yesus telah mati, menebarkan kebohongan dan menyuap para penjaga kubur supaya para penjaga itu mengatakan dusta bahwa murid Yesus mencuri mayat Yesus (Matius 28:13)
Di kalangan theolog yang terpengaruh liberalisme / modernisme, dimana kita melihat penolakan kebangkitan Yesus sebagai sesuatu yang bertentangan dengan hukum alam, jadi tidak mungkin terjadi kebangkitan orang mati.
Semangat orang banyak pada saat itu tidak mengakui hal-hal yang bersifat mujizat dan supranatural, sehingga kebangkitan Yesus juga termasuk dalam kategori hanya dongeng yang tidak berdasar.
Penolakkan kebangkitan Paskah sudah muncul pada abad ke-18 dalam tulisan H.R. Reimarusdan G.E. Lessing, kemudian disusul pada abad ke-19 dalam tulisan F.C. Baur, A Ritchi dan Adolf Harnack.
Dalam karyanya "Das LebenJesus" (hidup Yesus), D.F Straus dan J.E Renan dalam karyanya dengan judul yang sama, kebangkitan dan ketuhanan Yesus dipersoalkan keabsahannya. Ini memuncak pada abad ke-20, ketika Albert Schweitzer menerbitkan desertasinya berjudul "The Quest of the Historical Jesus".
Pada pertengahan abad ke-20 ditandai dengan penyelidikan sejarah kehidupan Yesus dalam karya-karya besar seperti Rudolf Bultman yang terkenal dengan istilah " demitologisasi"nya. Muridnya Ernst Kasemann, ikut meramaikan studi karya tulis G. Bornkamm, J. Jeremias dan E. Schillebeeckx.
JESUS SEMINAR
Setelah menjelang berakhirnya abad ke20 diisi degan "Jesus Seminar" atau mempertanyakan "Yesus Sejarah".
Tokoh-tokohnya adalah antara lain Robert W. Funk dan John Dominic Crossan yang drngan dukungan dana Westar Institute di Amerika Serikat menyelenggarakan seminar-seminsr dengan kesimpulan yang mendiskreditkan ketuhanan Yesus dan kebangkitan Paskah.
Crossan dalam bukunya: " Jesus: A Tevolutionary" Biography mrnyebutkan: "Yesus mati disalib dan mayatnya dimakan anjing".
Pandangan-pandangan keraguan atas kebangkitan Yesus ramai dikumandangkan dalam seminat-seminar dan kemudian disusul dengan Theolog-theolog lainnya seperti Marcus J. Bong, S.G.F Brandon, G. Vermes, B.F Meyer, A.E Harvey, E.P Sanders juga B. Mach, J.S Spong dan A.N Wilson.
SUMBER-SUMBER LAIN
Secara populer merendahkan ketuhanan Yesus dan penolakan kebangkitan Yesus bisa dibaca dalam buku-buku populer yang terbit pada kurun waktu yang sama dengan Jesus Seminar yaitu sejak tahun 1970
Dalam Filem " Jesus Christ Superstar" karya Tim Rice dan Andrew Lord Weber, Yesus digambarkan bukan bangkit dengan sorak kemenangan, melainkan Yesus frustasi di kayu salib dan mati dalam keputusasaan dan kegagalan.
Nikos Kazantzakis dalam karyanya "The Last Temptation of Christ" menggambarkan drama salib itu sebagai pergumulan Yesus yang berusaha melepaskan diri dari godaan terakhir kepuasaan seksualnya sambil berseru:
Aku seorang penipu, aku orang munafik
aku takut akan segala sesuatu ... Lusifer
ada dalam diriku
Barbara Thiering dalam bukunya "Jesus The Man" menyebut Yesus tidak mati namun minum racun yang tidak mematikan ketika di kayu salib, kemudian pingsan dan ditolong untuk melarikan diri oleh Simon Magus dan kabur lewat gua-gua Qumran.
Lain lagi dengan Michael Baigant dalam bukunya "The Holy Blood, Holy Grail" juga menyebut Yesus tidak mati disalib tetapi hanya pingsan dan disembunyikan di taman Getsemane oleh Yusuf dari Arimatea.
Di kalangan agama lain lahir pendapat bahwa sebenarnya Yesus tidak mati di Palestina melainkan mengembara ke Kashmir dan meninggal di situ. Demikian juga di kalangan Islam berkembang pendapat bahwa yang sebenarnya di salib bukan Yesus tetapi Yudas yang diubah mukanya.oleh Tuhan serupa dengan Yesu. Yang mati di salib adalah Yudas dan bukan Yesus.
Macam-macam teori yang ingin menunjukkan bahwa Yesus mati dan kuburan atau keturunannya bisa ditemukan di Masada, Iskandariah dan Marseiles di Perancis Selatan.
Pendeknya keragu-raguan akan kebangkitan Paskah selalu hadir dalam dunia theologia namun faktanya menurut Hans Kung dalam bukunya "The Incarnation of God" dikatakan bahwa
Debat Kristologi yang timbul sejak terbitnya zaman modern belum juga terpecahkan".