Total Pageviews

Tuesday, 6 December 2016

PERIHAL SALAM MARIA

    "Ave, Maria, gratia piena; Dominus tecum benedicta tu in mulieribus, et benedictus fructus ventris tui Jesus (Bahasa Latin). Khaire, Maria, kekharitomene, ho Kurios meta sou, Eulogemene  su en gunaiksin, kai eulogemenos ho karpos tes koilias sou (Bahasa Yunani). Artinya Salam, Maria, penuh rahmat; Tuhan sertamu: teepujilah engkau diantara wanita dan terpujilah buah tubuhmu Yesus.
    Kalimat salam dari malaikat Gabriel dan pujian Elisabet kepada Maria tersebut telah dijadikan sebagai rumusan doa bagi kaum Orthodox sejak abad ke-6. Pada abad ke-12 kaum Katolik juga menggunakan rumusan doa tersebut. Kemudian abad ke-15 mereka menambahkan dengan kalimat seruan dan penutup, " Sancta Maria, Mater Dei, ora pro nobis peccatoribus, nunc et in hora mortis nostrae. Amin / Hagia, Maria, Meter Theou, proseukhou huper hemon hamartolon, nun kai et te hora ton thanatou hemon Amin. Artinya Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati Amin.
A. Salam Malaikat Gabriel Bukanlah Suatu kalimat Doa
   a. Bedah Ayat Tentang Salam Dari Malaikat Gabriel
   Khaire kekharitomene, ho, Kurios meta sou, Eulogemene su en gunaiksin. Khaire berasal dari kata kerja "khairein" yang artinya bersukacita. Khaire sendiri merupakan kata seru/imperative, kata yang biasa diucapkan oleh seseorang untuk memberikan salam. Yudas mengucapkan kata salam "khairete rabbi" kepada Tuhan Yesus sesaat sebelum ia memberikan ciuman mautnya (Matius 26:49). Rasul Paulus menuliskan kata salam "khairete en kurio" (salam dalam Tuhan) kepada jemaat Filipi (Filipi 3:1)
     Kekharitomene merupakan bentuk singular perfect passive participle dari khariton yang artinya adalah "engkau yang dikaruniai". Kata yang diucapkan oleh malaikat Gabriel, ditanggapi oleh Maria dengan terkejut dan bingung. Ia berpikir tentang maksud salam tersebut dan tentang karunia apakah yang akan diberikan kepadanya.
    Ho Kurios meta sou berarti Tuhan menyertai engkau. Kalimat tersebut merujuk pada penyertaan Tuhan di dalam hidupnya. Bahkan kejadian selanjutnya, perihal kehamilan dan bayi yang dikandungnya pun adalah wujud penyertaan Tuhan.
    Eulogemene su en gunaiksin (engkau yang diberkati diantara wanita) {kalimat tersebut tidak tertulis di dalam Alkitab}. Kalimat tersebut merujuk pada karunia istimewa yang diberikan oleh Allah kepada Maria yang dipercaya untuk mengandung bayi Yesus oleh Roh Kudus. Karunia tersebut tidak dimiliki oleh wanita manapun di dunia ini.
    Dari uraian tersebut diatas maka arti harafiah dari salam malaikat Gabriel tersebut adalah " Salam, hai engkau yang diberkati di antara para wanita!".
   b. Salam Tersebut Bukanlah Suatu Kalimat Doa
    Kalau kita perhatikan secara seksama, maka salam dari malaikat Gabriel tersebut bukanlah suatu kalimat doa melainkan hanya kalimat salam belaka. Mariapun mengakui bahwa kalimat yang diucapkan oleh malaikat Gabriel tersebut merupakan kalimat salam bukan kalimat doa. Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu (Lukas 1:29).
    Lalu mengapakah salam malaikat Gabriel tersebut dijadikan rumusan doa oleh kaum Katolik dan kaum Orthodox? Sampai pada abad kelima, belum ada rumusan "Dia Salam Maria", baru setelah abad keenam rumusan doa tersebut muncul, dan kesalahan demi kesalahan akhirnya muncul dari rumusan doa tersebut. Seperti penambahan pada bagian ketiga dari doa tersebut (Makna seruan dan penutup) yang mengandung ajaran tidak Alkitabiah dan menyesatkan. Belum lagi pengangungan Maria yang melebihi konteks yang dimaksud oleh Alkitab itu sendiri.
B. Pujian dari Elisabet Bukanlah Kalimat Doa
   1. Bedah Ayat Tentang Pujian dari Elisabet
    Eulogemene su en gunaiksin kai eulogemenos ho karpos tes koilias sou yang artinya hai engkau yang akan dipuji di antara para wanita dan yang diberkatinya buah rahimmu (Lukas 1:42). Kalimat pujian Elisabet pertama, ditunjukan kwpada Maria dan yang kedua, kepada bayi yang sedang dikandung Maria yaitu Yesus.
    2. Pujian Tersebut Bukanlah Suatu Ungkapan Doa
    Seperti halnya salam malaikat Gabriel, bentuk kata yang diucapkan oleh Elisabet adalah berbentuk perfect passive participle, yang bermakna pujian belaka. Jadi bukanlah suatu bentuk kalimat doa. Dalam hal ini Elisabet hanya sekedar memuni Maria yang sedang berkunjung ke rumahnya bukan mendoakan tamunya tersebut.
C. Makna Seruan dan Penutup Tidak Alkitabiah
    Sancta Maria, Mater Dei, ora pro nobis peccatoribus, nunc et in hora mortis nostrae Amin / Hagia Maria, Meter Theou, proseukhou huper hemon hamartolon, nun kai et te hora ton thanatou hemon Amin. Artinya Salam Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati Amin.
    Jika kita memperhatikan seruan dan penutup dari "Doa Salam Maria" seluruhnya bertentangan dengan ajaran ajaran Alkitab. Setidaknya ditemukan empat hal yang tidak Alkitabiah yaitu:
a. Perihal santo dan santa
b. Perihal Bunda Allah
c. Perihal Maria sebagai PENGANTARA
d. Perihal doa untuk orang yang telah meninggal
    Yang akan kita bahas nanti