Benarkah bahwa ada pengaruh mitologi Babel dan Mesir atas ajaran Trinitas seperti yang dikemukakan oleh Saksi-saksi Jehovah? Pandangan ini mempercayai teori evolusi agama yang beranggapan bahwa konsep politheisme Mesopotania kemudian berevolusi menjadi monotheisme Ibrani. Padahal sebenarnya Saksi-saksi Jehovah sendiri menolak adanya evolusi agama.
Dalam ajaran evolusi agama sebenarnya tokoh El atau Yahweh juga disebut merupakan evolusi dari dewa-dewi Babel, padahal banyak ahli sejarah agama yang mempercayai proses sebaliknya yaitu bahwa pada mulanya Allah yang esa dan jamak itu (Elohim kejadian 1:1), menyatakan diri kepada manusia namun bagi bangsa-bangsa yang tidak meberima El atau Yahweh sebagai Tuhan pemberi wahyu, konsep ketritunggalan itu kabur dan merosot menjadi politheisme yang "tritheis" dalam perkembangannya yang menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Demikian juga bahwa ada pengaruh Platonis sudah jelas berbeda dengan kenyataan sejarah, sebab dari sejarah kita mengetahui bahwa tumbuhnya konsili-konsili gereja yang mempertahankan ajaran Trinitas adalah sebagai usaha untuk mempertahankan kemurnian wahyu Allah dalam Alkitab dari semangat Gnostik dan Plato yang sangat kuat mempengaruhi kekristenan mengingat Alkitab Kristen aslinya ditulis dalam bahasa Yunani
APA KATA ALKITAB?
Sebenarnya untuk mengetahui kepercayaan mengenai hakekat Allah, kita harus menerima dulu kenyataan bahwa Alkitab adalah firman yang penulisannya diilhami Allah, maka dengan dasar kepercayaan demikian maka kita dapat menggali apa yang dikatakan oleh Alkitab sebagai penyataan Allah itu mengenai hakekat diri Allah sendiri, khususnya dalam hal ke"tritunggal"annya.
Sebenarnya, pengertian Trinitas atau Tritunggal mengungkapkan bahwa Allah itu Esa (Echad, Ulangan 6:4; Galatia 3:20), namun dalam keesaan-Nya itu menyatakan diri dalam Tiga pribadi. Sekalipun demikian ke tiga pribadi itu sehakekat dakam kesatuan pemeliharaan Allah.
Dalam Kejadian 1:26; 3:22; 11:7, kita melihat Tuhan menyebut diri-Nya dalam bentuk jamak (Kita). Kejadian 1:1 menunjuk Allah Bapa dengan Roh terlibat dalam penciptaan sedangkan Yohanes 1:1 menunjukkan Allah Bapa dan Logos terlibat pada peristiwa yang sama. Jadi baik Roh maupun Yesus sudah ada sejak awal sama halnya dengan Bapa dan ketiganya bersatu dalam penciptaan langit dan bumi.
Kejadian 1 menunjukkan bahwa Elohim atau Allah Bapa itulah pencipta, namun kita melihat Mazmur 33:8, menyebut bahwa "oleh firman Tuhan langit telah diciptakan" sedangkan Yesus disebut sebagai firman yang menciptakan segala sesuatu (Yohanes 1:1-18), jadi kedua penyataaan itu identik menunjuk pada yang Esa.
ALPHA DAN OMEGA
Yesus juga disamakan dengan YHWH sebagai Alpha dan Omega (Wahyu 22:13 bandingkan 1:8; 21:6) dan Awal dan Akhir (Wahyu 1:17; 2:8; bandingkan 21:6; Yesaya 44:6; 48:12). Ini menunjukkan bahwa Yesus sudah ada sejak awal sama dengan Bapa, jadi Yesus bukannya ciptaan yang pernah tidak ada sebelum penciptaan melainkan sudah ada sebelum adanya ciptaan.
Sekalipun disebutkan bahwa tidak seorangpun melihat Allah, TUHAN menyatakan diri sebagai Malaikat TUHAN (Malah Jehovah) yaitu tiga orang yang bertemu Abraham (Kejadian 18:1-22). Ini tentulah menunjukkan oknum Yesus yang menjelma menjadi manusia, karena Ialah yang berfungsi menyatakan kehadiran Allah kepada manusia.
Yesus juga mengatakan bahwa Ia ada sebelum Abraham ada (Yohanes 8:58). Ayat terakhir ini sebenarnya berkata bahwa sebelum Abraham lahir Yesus itu "Ada" (ego eimi yang artinya sama dengan Aku adalah. aku) dalam keluaran 3:14). Dalam kitab Hakim-Hakim kita melihat ke tiga oknum TUHAN, Malaikat Allah dan Roh Tuhan bekerja bersama atas diri Samson.
Yesaya menyebut mengenai keesaan Allah (Yesaya 44:6; 45:5,22; 46:9), namun dalam surat yang sama kita melihat ketritunggalan itu hadir bersama pula (Yesaya 40; 48:16-17).
YESUS DIPERMULIAKAN
Juga difirmakan bahwa YHWH tidak akan memberikan kemuliaan kepada yang lain (Yesaya 42:8; 48:11), tetapi dalam inkarnasinya Yesus minta Bapaagar mempermuliakan Anak (Yohanes 17:1,5; Wahyu 14:7; 15:4), ini menunjukkan bahwa keduanya sama-sama dipermuliakan
Petrus mengaku Yesus sebagai Messias dan Anak Allah (Matius 16:16). Thomas memanggil Yesus Tuhan dan Allah (Yohanes 20:28), suatu pengakuan yang kelihatannya sudah menjadi pengakuan jemaat awal mengacu pada pengakuan pemazmur Mazmur 35:32).
Paulus dalam salamnya menyebut dua oknum Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus sebagai kesatuan terkait (1 Korintus 1:3). Demikian juga Yohanes 14-16 menyebutkan oknum Roh Kudus sebagai Pribadi yang menyatu dalam ke"Allah"an, justru karena pribadi Roh Kudus disetarakan dengan pribadi Bapa dan Anak dalam rumusan baptisan (Matius 28:19).
Ke"Tuhan"an Yesus sudah nyata sebab sejak kebangkitan, pengakuan bahwa "Yesus adalah Tuhan" sudah diucapkan jemaat, namun Saksi-saksi Jehovah selalu menerjemahkan "Kurios = Tuhan" yang terkait dengan "Yesus" sekedar sebagai Tuan, padahal kalau terkait Bapa selalu diterjemahkan Jehovah
YESUS ADALAH ALLAH
Perendahan demikian juga berlaku dalam status Allah yang terkait Yesus yang diusahakan direndahkan dengan diterjemahkan menjadi "suatu allah" (a god, Yohanes 1:1), namun dalam ayat lain yang tidak dapat dicari dalihnya diberi pengertian lain.
Sebagai contoh ayat Yesaya 9:5 jelas menunjukkam bahwa "Allah yang Perkasa, Bapa yang kekal dan Raja Damai" ditunjukkan kepada Yesus, namun Saksi-saksi Jehovah berdalih bahwa Yesus bukan Allah Yang Mahakuasa, padahal dalam Yesaya 10:21 dan Yeremia 32:18, YHWH juga disebut sebagai Allah Yang Perkasa, bahkan sekalipun "Tidak Ada Allah lain" (Yesaya 44:44; 6:45; 5:22; 46:9), dua kali disebutkan bahwa Bapa mengatakan Anak sebagai "Allah " yang diurapi "Allah" (Ibrani 1:8,9) dan bukan hanya Bapa tetapi Anak pun disembah oleh malaikat dan dimuliakan (Ibrani 1:6; bandingkan Wahyu 1:17; 4:10-11; 14:7; 15:4; dan 19:10; 22:8-9). Yesus juga disebut "Imanuel" yaitu "Allah menyertai kita" (Yesaya 7:14; Matius 1:23).
ROH KUDUS ADALAH ALLAH
Ayat-ayat di atas cukup jelas mengenai ke"Allah"an Yesus dan bila kepribadian "Roh Kudus" juga banyak dibuktikan dalam Alkitab, bagaimana kita bisa diyakinkan bahwa "Roh Kudus" adalah Allah?
Sekalipun tidak secara eksplisit disebutkan, kehadiran Roh Kudus selalu dikaitkan dengan Allah (Roh Allah dan Roh TUHAN). Roh Kudus juga terlibat dalam penciptaan sejak awalnya (Kejadian 1:1-2).
Juga disebut agar "Jangan Mendukakan Roh Kudus" dan "yang menghujat tidak akan diampuni" (Matius 12:31). Menghujat Allah adalah sifat si Dajal (Wahyu 13:5,6) dan neraka adalah tempat huluman mereka yang menhujat Allah dan tidak bertobat (Wahyu 16:9)
Saksi-saksi Jehovah mempersoalkan Matius 12:32 yang diartikan bahwa Anak manusia lebih rendah dari Roh Kudus. Tentunya tidak karena "Anak Manusia" adalah Yesus dalam status inkarnasi yang memang lebih rendah (Filipi 2:5-11; Ibrani 2:9).
TRINITAS DALAM ALKITAB
Sekalipun dalam Perjanjian Baru istilah Tritunggal tidak ada, petunjuk ke arah ke"tritunggalan sangat jelas, seperti dalam peristiwa pembaptisan Yesus (Matius 3:16-17), dimana ketiga oknum itu menyatakan diri, demikian juga perintah agung penginjilan (Matius 28:19) yang diucapkan Yesus dengan jelas menyebutkan ke tiga oknum Allah dalam kesatuannya. Ketritunggalan itu juga tercermin dalam peristiwa pengurapan "Yesus yang berinkarnasi" (Lukas 4:18-19; Yesaya 61:1,2).
Salam Berkat Paulus mengungkapkan keesaan tiga oknum (2 Korintus 13:13). Petrus menyebut Allah Bapa sebagai perencana, Roh sebagai yang menguduskan dan Yesus sebagai penebus (1 Petrus 1:2 bandingkan Yesaya 48:16-17)
Jadi, ketritunggalan Allah berkaitan ndengan pemeliharaan dan penebusan Allah yang menyeluruh kepada manusia.
Yesaya 48:16-17 mengungkapkan ketiga oknum Allah bersama-sama dalam karya keselamatan (Bandingkan 1 Korintus 12:3-6), dan "jalan keselamatan" yang digenapi oleh Yesus yang dirintis jalannya oleh Yohanes Pembaptis merujuk nubuatan Yesaya tentang "jalan keselamatan Jehovah" (Lukas 3:4-6; Yesaya 40:3-5)
Dari beberapa contoh ayat di atas kita dapat melihat bahwa pengertian Trinitas/Tritunggal sudah tersirat baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru dan sekalipun tidak dirumuskan dalam suatu rumusan doktrin tertentu dapat dilihat bahwa disadari atau tidak jemaat pada masa Yesus dan Para Rasul sebenarnya sudah mengakui ketritunggalan Allah dan karena sudah jelas tidak perlu ada perumusan sebagai suatu doktrin.
Marilah kita membuka diri kepada penyataan Alkitab dan berdoa dalam nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Dukung kami selalu. Agar bisa terbit dengan topik-topik yang lainnya.