Total Pageviews

Thursday, 22 December 2016

ALKITAB DAN PENTAKOSTA

     Sekalipun bagian terbesar kekristenan menerima ajaran Trinitas/Tritunggal namun kenyataannya bahwa dari ketiga oknum pernyataan Allah itu, Roh Kudus yang paling sedikit dihargai dalam sejarah gereja-gereja
     Gerakkan Pentakosta pada akhir abad ke-19 yang kemudian di ulang lagi dengan kebangunan gerakan Kharismatik pada awal tahun 1960, kelihatannya merupakan jawaban Tuhan atas perendahan Roh Kudus yang dilakukan oleh Saksi-saksi Jehovah sejak akhir abad ke-19 yang menganggapnya sekedar sebagai tenaga aktif dari Allah dan bukannya pribadi Roh Allah
     Gerakan Pentakosta membangunkan kembali kesadaran umat akan oknum Roh Kudus yang adalah pribadi dan bagian dari keesaan Allah dan berkembang dengan luar biasa sebagai "the third force" dalam kekristenan setelah aliran Roma Katolik dan Protestan.
     Berikut adalah kutipan ajaran Pentakosta mengenai Roh Kudus yang dimuat kamus Pentakosta dan Kharismatik sendiri yang tentunya cukup berotoritas sebagai perbandingan yaitu sebagai berikut:

PRIBADI ILAHI YANG JELAS

     Diseluruh Alkitab kita melihat Roh Kudus sebagai pribadi yang nyata, melakukan hal-hal yang hanya bisa dilakukan oleh pribadi ilahi.
     Kita dapat melihat-Nya dengan pikiran, itelegensia dan pengetahuan (Roma 8:27; 1 Korintus 2:11), Ia memiliki kemauan (1 Korintus 12:1), Ia menunnukkan cinta dan kasih sayang (Roma 15:30), Ia berbicara kepada.Filipus
     Ia menyuruh Petrus (Kisah Para.Rasul 11:12), Ia menyuruh jemaat untuk mengkhususkan Paulus dan Barnabas untuk tugas pelayanan (Kisah Para Rasul 13:2,4)
     Pada satu kesempatan Ia melarang Paulus berbicara di provinsi Asia (Kisah Para Rasul 16:6-7).
Ia berbicara kepada sidang jemaat (Wahyu 2:7, 11, 17, 29). Ia bergabung dengan gereja untuk mengundang yang lainnya untuk datang (Wahyu 22:7)
     Kita melihat juga bahwa Roh Kudus dapat dijadikan sedih atau berduka (Yesaya 63:10; Efesus 4:30), dihujat atau dihina (Matius 12:31; Ibrani 10:29), dibohongi (Kisah Para Rasul 5:3) dan dicobai atau diuji (Kisah Para Rasul 5:9). Tidak ada tenaga tidak berpribadi seperti cahaya atau listrik yang menunjukkan kesedihan atau cinta kasih demikian.
     Orang-orang dalam Alkitab dapat menyambut-Nya atau menolak-Nya, namun mereka menerima-Nya sebagai Roh Allah (Kejadian 6:3; Keluaran 31:3; Hakim-hakim 6:34; Yesaya 61:1; Roma 8:9; 2 Korintus 3:3). Ia adalah Roh dari Bapa (Matius 10:30) dan Roh dari Anak (Galatia 4:6)
     Ia Allah yang benar, sama halnya dengan Bapa adalah Allah dan Anak adalah Allah, seperti mereka, Ia memiliki sifat-sifat Ilahi. Ia mahahadir (Mazmur 139:7-8), Ia mahatahu (Yesaya 40:13; 1 Korintus 2:10-11), Ia mahakuasa (Zakharia 4:6), Ia kekal (Ibrani 9:14), Ia jug baik sama halnya Allah adalah baik (Nehemia 9:20; Mazmur 143:10).
     Fakta bahwa Ia adalah pribadi yang jelas, terlihat juga dalam ayat-ayat berikut:
     "Dan sekarang Tuhan Allah mengutus aku dengan Roh-Nya" (Yesaya 48:16).
     Yesus menyebutkan Roh sebagai pribadi yang jelas ketika mengutip ayat:
     "Roh Tuhan Allah ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku" (Yesaya 61:1).
     Lalu dalam Ibrani 9:14 menyatakan bahwa Kristus "yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat". (Lihat Bickersteth 1959, halaman 58-59). Yesus kemudian menunjuk Roh Kudus sebagai "Penolong Yang Lain" (Yohanes 14:16; 15:26; 16:7).
     Banyak ayat-ayat lainnya menunjukkan keesaan dan kerjasama yang sempurna (1 Korintus 12:4-6) menunjukkan bahwa Roh, Tuhan Yesus dan Allah Bapa adalah sejajar. Efesus 4:4-6 mengungkapkan mereka sebagai kordinasi yang sempurna. Mereka semua tinggal di Bait sebagai Allah (1 Korintus 3:16; 6:19; Kolose 1:27).
     Pengajaran ini sering dipertentangkan selama abad-abad awal gereja. Beberapa penganut Gnostik menganggap Roh Kudus hanya sekedar pancaran atau radiasi.
     Pada abad ke-3 Origen menempatkan Roh dalam status yang lebih rendah. Kultus Makedonia menganggap Roh sebagai mahluk yang tidak diciptakan namun tidak memanggilnya Allah.
     Pada abad ke-4 orang-orang Arian yang mengajar Yesus sebagai mahluk ciptaan, tidak menerima ketuhanan Roh. Tidak sulit bagi pengiku-pengikut demikian untuk menganggap Roh sekedar tenaga atau pengaruh yang tidak berpribadi.
     Yang lain seperti Sabelius pada abad ke-3 menyangkal Trinitas dengan cara.lain. Ia mengajar bahwa Tuhan yang satu menyatakan dirinya dalam bentuk, cara atau kapasitas yang berbeda-beda.
     Bagian terbesar orang Pentakosta melihat bahwa Alkitab mengajar ketritunggalan dengan tiga pribadi yang jelas yang perbedaannya tidak melanggar keesaan keberadaan Allah. Mereka akan setuju, misalnya dengan yang disebut Kredo Athanasius, yang secara eksplisit menyatakan:
     "Kami menyembah Allah yang esa dalam Tritunggal, dan Tritunggal dalam keesaan, tanoa pengaburan masing-masing Pribadi, juga tidak membagi-bagi hakekat-Nya. Karena ada satu pribadi Bapa, yang lain dari Anak dan lainnya dari Roh. Namun keAlahan dari Bapa, dari Anak dan dari Roh Kudus semuanya adalah satu, kemuliaannya sama dan keagungan-Nya kekal".
     Kredo-kredo yang kemudian kadang-kadang merendahkan Roh Kudus dalam bentuk tertentu.
     Namun bagian terbanyak orang-orang Pentakosta, seperti orang-orang Methodis dalam pengakuan mereka tahun 1789, menghindari kontroversi demikian.
     Orang-orang Pentakosta biasanya menerima Roh Kudus sebagai pribadi dan memberi perhatian lebih pada karyanya.
     (Diterjemahkan dari S.M. Burgess dan G.B. McGee (eds) " Dictionary of Pentecostal and Charismatic Movements", Zondervan, 1993, halaman 410-411).

UNITARIAN PENTACOSTAL

     Di kalangan aliran Pentakosta ada juga kelompok tertentu yang tidak mempercayai Trinitas seperti dianut mayoritas umat Kristen dan Pentakosta, misalnya kelompok Unitarian Pentecostal.
     Kelompok ini sekalipun disebut sebagai Unitarian sebenarnya berbeda dengan Unitarian karena mereka sebenarnya termasuk penganut Modalusme.
     Perbedaan Unitarian dengan Modalisme adalah Unitarian hanya mempercayai Allah Bapa yang tunggal dan tidak mengaku Yesus dan Roh Kudus sebagia Allah (Subordinasianisme) sedangkan Modalisme mempercayai bahw baik Bapa, Anak maupun Roh Kudus hanya cara penyataan (modalitas) dari Allah.
     United Pentacostal Church, International adalah aliran yang menganut pandangan ini. UPCI mengatakan bahwa Allah itu satu namun menyatakan  diri dalamtiga cara penyataan, yaitu Bapa, Yesus dan Roh Kudus. Di Indonesia aliran ini disebut Gereja Pentakosta Serikat Di Indonesia / GPSDI.
     Ciri lain UPCI adalah bahwa mereka membaptiskan bukan dengan rumusan Tritunggal (Matius 28:19) namun dengan "nama Yesus" (Kisah Para Rasul 2:38;10:48). Dan sebenarnya baik Bapa, Anak maupun Roh Kudus namanya Yesus (Lihat Dictionary of Pentecostal and Charismatic Movements, halaman 864).
     Jadi Unitarian Pentecostal adalah "Oneness Pentacostal" dan tidak termasuk aliran Unitarian.

PENTACOSTAL YUDAIK

     Ada juga kelompok Kharismatik yang dipimpin oleh tokoh-tokoh yang sering bolak-balik ke Israel, kemudian terpengaruh Yudaisme dan tanpa sadar melemahkan keyakinan mereka akan Allah Tritunggal dan kembali ke monotheisme Abraham.
     Aliran Pentakosta/Kharismatik yang kelihatan terpengaruh Yudaisme menunjukkan ciri-ciri gejala sebagai berikut:
1. Mulai senang menggunakan atribut-atribut Ibrani dan bahkan mengganti namanya dengan nama.Ibrani

2. Lambang Salib penebusan Yesus diganti dengan burung merpati atau menorah (tempat 7 lilin)

3. Mengajarkan kembali soal pengajaran tentang Bait Allah yang akan dibangun kembali

4. Mempercayai bahwa Yesus masih akan datang kembali sebagai "Imam Besar" Bait Allah yang baru yang akan melakukan pentahiran Israel

5. Masih memerlukan pengorbanan Lembu Merah untuk menebus umat Israel dan Yesus akan menjadi Imam Besar yang melaksanakan proses pentahiran tersebut.

     Kalangan Pentacostal/Kharismatik yang kembali terpengaruh Yudaisme demikian banyak yang kemudian lebih mengutamakan Allah Yahweh daripada Tuhan Yesus Kristus bahkan ada yang mulai "menggugat" amanat agung penginjilan yang dilandaskan nama "Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus" itu
     Namun dibalik adanya sebagian kecil umat Pentacostal/Kharismatik yang terpengaruh Yudaisme yang lebih menekankan monotheisme Abraham, bagian terbesar umat Pentacostal dan Kharismatik mengakui bahwa Roh Kudus adalah pribadi Allah yang terhisap dalam ketritunggalan Allah yang suci.
      Kiranya pandangan aliran Pentakosta yang diikuti oleh aliran Kharismatik mengenai Roh Kudus di atas menambah pengertian kita mengenai Trinitas dengan lebih lengkap.

Dukunglah kami dalam pelayanan kami sehingga banyak orang bisa mengenal Kebenaran yang Alkitabiah. Terima kasih