Total Pageviews

Sunday, 18 December 2016

PENGANTAR DOKTRIN TRINITAS

     Trinitas atau Tritunggal adalah ajaran Kristen yang sebenarnya bagi umat Kristen tidak menjadi masalah untuk dipercaya namun bagi agama lain dan aliran Kristen tertentu, pengajaran Trinitas atau Tritunggal bisa menjadi batu sandungan.
     Trinitas adalah ajaran Kristen yang paling kontroversial, karena ajaran ini bukan saja sukar untuk dimengerti namun banyak menimbulkan ke salah pahaman dengan timbulnya anggapan miring bahwa Allah orang Kristen itu tiga, jadi tidak bisa dapat dikatakan sebagai termasuk monotheisme namun lebih tepat termasuk politheisme atau percaya akan banyak ilah (allah).
     Sebaliknya karena Alkitab secara jelas membicarakan mengenai masalah ini tentu ajaran Trinitas itu tidak akan hilang hanya karena adanya mereka yang tidak mempercayainya.

AGAMA YAHUDI

     Sejak awal agama Yahudi sangat menekankan monotheisme, bahkan simbol monotheisme adalah."Monotheisme Abraham". Orang Yahudi sangat menekankan keesaan Allah yang disebut dengan istilah "echad"  (Ulangan 6:4), karena itu ketika Yesus mengaku sebagai Allah pula maka agama Yahudi (yang berlandaskan ajaran Kitab Perjanjian Lama) menolak ke" Tuhan"an Yesus (otomatis menolak Kitab Perjanjian Baru).
     Paham Anti Trinitarian Yahudi belakangan ini kembali muncul di kalangan Kristen tertentu yang setelah kembali dari kunjungan ke israel ada yang terpengaruh ajaran Yudaisme dan kembali menolak ajaran Trinitas bahkan ada yang ingin menggugat amanat agung penginjilan dengan rumusan Allah Tritunggal (Injil Matius 28:19-20)
     Aliran bidat tertentu yang tumbuh di kalangan Kristen demikian bahkan ingin kembali kepada sumber Yahudi dan mengganti nama-nama mereka dengan nama dalam bahasa Ibrani bahkan nama-nama dalam Alkitab diganti dengan nama-nama Ibrani juga (Kitab Suci Taurat dan Injil).

AGAMA ISLAM

     Dari sejak awal berdirinya agama islam sangat menekankan soal "Tauhid" yaitu soal keesaan Allah, karena itu ajaran Trinitas dari kristen dianggap sebagai penyesatan dan disebut sebagai menyekutukan Allah, karena itu umat Islam sulit menerima keyakinan Kristen yang dianggap sebagai ber"allah"tiga dan menjadi halangan dalam usaha kerukunan agama, justru karena masalah ke"tritunggal"an  Allah ini.

ARIANISME

     Di kalangan Kristen pada abad ke-4 timbullah ajaran Arianisme yang di mulai oleh seorang penatua di gereja Alexandria (Afrika Utara) yang bernama Arius.  Arius menolak keTuhanan Yesus dan menyebut bahwa Yesus lebih rendah dari Allah dan adalah mahluk ciptaan.
     Ajaran Arianisme sekalipun pada abad ke-4 sempat menimbulkan masalah dan mendorong gereja melakukan dua konsili Nicea (tahun 325) dan Konstantinople (tahun 381) yang menolak ajaran Arius dan memperteguh ajaran tradisional gereja mengenai Trinitas, kemudian menjadi redup, namun riak-riaknya masih terdengar di sana-sini dalam bentuk ajaran Unitarian
     Arianisme dan Unitarianisme modern muncul kembali di akhir abad ke-19 dalam bentuk ajaran Christadelphian dan kemudian ajaran ini terutama melalui Alkitab mereka "The Emphatic Diaglott" juga melahirkan saksi-saksi Jehovah.
    
SAKSI SAKSI JEHOVAH

     Saksi-saksi Jehovah di mulai oleh Charles Tae Russel yang terpengaruh ajaran Unitarian , Christadelphian dan meneruskan semangat Arianisme.
     Prinsipnya Saksi-saksi Jehovah hanya mempercayai Allah "Jehovah" yang esa dan menganggap bahwa Yesus bukan Tuhan dan Allah yang setara dengan Jehovah melainkan ciptaan pertama yang kemudian dijadikan anak dan mitra penciptaan oleh Jehovah. Roh Kudus juga dianggap sekedar daya kekuatan yang keluar dari Allah.
     Sejak 1 Juni 2001 Saksi-saksi Jehovah beroperasi kembali secara bebas setelah larangannya dicabut oleh Jaksa Agung maka aliran yang sangat Anti-Trinitarian ini kembali beroperasi dan menyerang sendi-sendi pengajaran Kristen khususnya ajaran Tritunggal secara gencar baik melalui literatur maupun pemberitaan mereka.
     Sehubungan dengan inilah maka kami kali ini mencoba mengetengahkan ajaran Trinitas untuk melengkapi pembaca, pertama karena banyak orang masih mempercayai ajaran Trinitas namun kurang dibekali pengertiannya dan kedua untuk memberikan pertanggungan jawab bila ditanya oleh orang lain mengenai ajaran Trinitas.